Tanggung Jawab Perusahaan
Dalam perusahaan
modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering didistribusikan kepada
sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas
tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan
atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi,
siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu?
Pandangan tradisional
berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa yang
diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab. Lain
halnya pendapat para kritikus pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa
ketika sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama-sama,
tindakan perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan
konsekuensinya tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskan
kelompok bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Kaum tradisional membantah
bahwa, meskipun kita kadang membebankan tindakan kepada kelompok perusahaan,
fakta legal tersebut tidak mengubah realitas moral dibalik semua tindakan
perusahaan itu. Individu manapun yang bergabung secara sukarela dan bebas dalam
tindakan bersama dengan orang lain, yang bermaksud menghasilkan tindakan
perusahaan, secara moral akan bertanggung jawab atas tindakan itu.
Namun demikian,
karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “dengan sengaja dan dengan
bebas turut dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan tindakan perusahaan
atau untuk mengejar tujuan perusahaan. Seseorang yang bekerja dalam struktur
birokrasi organisasi besar tidak harus bertanggung jawab secara moral atas
setiap tindakan perusahaan yang turut dia bantu, seperti seorang sekretaris,
juru tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan. Faktor
ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan dalam organisasi perusahaan
birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan menghilangkan tanggung jawab moral
orang itu.
Pengembangan tanggung jawab sosial (social
responsibility)
Pelaku bisnis disini
dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
"uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks
lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk
menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus
menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :
Ekstrem pertama,
adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat,
organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak
seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka
lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk
tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral
dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
Ekstrem kedua,
adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa
organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti
standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral.
Organisasi bisnis
sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan
formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk
akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karena ia gagal
mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal
bertindak secara moral. Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan
dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai
penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan
secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan
bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang
dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara
moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak
secara bermoral.
Tanggung jawab sosial perusahaan sangat erat kaitannya
dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah memang
perusahaan punya tanggung jawab moral dan sosial ?
• Kalau ada,
manakah lingkup tanggung jawab itu ?
• Apakah, terkait
dengan tanggung jawab sosial perusahaan itu, perusahaan perlu terlibat dalam
kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat atau tidak ?
• Bagaimana
tanggung jawab sosial perusahaan itu dapat dioperasionalkan dalam suatu
perusahaan ?
1. Syarat
bagi Tanggung Jawab Moral
Tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang rasional
Bebas dari tekanan, ancaman, paksaan atau apapun
namanya
Orang yang melakukan tindakan tertentu memangmau melakukan
tindakan itu
2. Status
Perusahaan
Terdapat dua pandangan (Richard T. De George,Business
Ethics, hlm.153), yaitu:
• Legal-creator,
perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan hukum
• Legal-recognition,
suatu usaha bebas dan produktif
Tanggung jawab sosial perusahaan hanya dinilai dan diukur berdasarkan sejauh
mana perusahaan itu berhasil mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya (Milton
Friedman,The Social Responsibilities of Business to Increase Its Profits,New
York Times Magazine,13-09-1970)
Ø Anggapan
bahwa perusahaan tidak punya tanggung jawab moral sama saja dengan mengatakan
bahwa kegiatan perusahaan bukanlah kegiatan yang dijalankan oleh manusia
Ø Tanggung
jawab moral perusahaan dijalankan oleh staf manajemen
Ø Tanggung
jawab legal tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab moral
Sesungguhnya, pada tingkat operasional bukan hanya staf manajemen yang memikul
tanggung jawab sosial dan moral perusahaan ini, melainkan seluruh karyawan.
3. Lingkup
Tanggung jawab Sosial
· Keterlibatan
perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas
· Keuntungan
ekonomis
4. Argumen
yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Tujuan
utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya
• Tujuan
yang terbagi-bagi dan Harapan yang membingungkan
• Biaya
Keterlibatan Sosial
• Kurangnya
Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial
5. Argumen
yang Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
- Kebutuhan dan Harapan
Masyarakat yang Semakin Berubah
- Terbatasnya Sumber Daya Alam
- Lingkungan Sosial yang Lebih
Baik
- Perimbangan Tanggung Jawab dan
Kekuasaan
- Bisnis Mempunyai Sumber Daya
yang Berguna
- Keuntungan Jangka Panjang
6. Implementasi
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
- Prinsip utama dalam suatu
organisasi profesional, termasuk perusahaan, adalah bahwa struktur
mengikuti strategi
- Artinya, struktur suatu
organisasi didasarkan ditentukan oleh strategi dari organisasi atau
perusahaan itu
- Strategi yang diwujudkan
melalui struktur organisasi demi mencapai tujuan dan misi perusahaan perlu
dievaluasi secara periodik, salah satu bentuk evaluasi yang mencakup
nilai-nilai dan tanggung jawab sosial perusahaan adalah Audit
Sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar